Surabaya, CNN Indonesia --
Jumlah pendaki dan petugas yang dilaporkan terjebak di lereng Gunung Semeru, tepatnya di Ranu Kumbolo, saat erupsi terjadi, bertambah jadi 187 orang. Namun sudah ada 66 orang yang berhasil dievakuasi.
Hal itu dikonfirmasi oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Rudijanta Tjahja Nugraha, untuk merevisi jumlah sebelumnya yang disebut sebanyak 178 orang.
"Pada saat tersebut telah terdapat 137 pengunjung yang telah menuju Ranu Kumbolo hingga kloter terakhir tiba di Ranu Kumbolo pada sekitar Pukul 17.00 WIB. Selain pendaki terdapat petugas, pemandu, porter dan tim kemenpar, sehingga total yang di Ranu Kumbolo berjumlah 187 Orang," kata Rudijanta, Kamis (20/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 187 orang sempat tertahan di Ranu Kumbolo, sejak Rabu (19/11) kemarin. Rudijanta menyebut, cuaca yang hujan dan medan yang gelap tak memungkinkan mereka untuk turun di hari yang sama.
"Mempertimbangkan hal tersebut dan kondisi cuaca saat itu hujan dan sudah mulai gelap maka pendaki dan rombongan yang ada diminta tetap tinggal di Ranu Kumbolo," kata dia.
Meski demikian, Rudijanta mengatakan area Ranu Kumbolo dipastikan aman dan tak terdampak erupsi atau awan panas guguran Gunung Semeru.
"Arah lontaran erupsi mengarah ke selatan dan tenggara sementara Ranu Kumbolo berada di sebelah Utara. Berdasarkan pengalaman yang ada kondisi ini membuat Ranu Kumbolo tidak terdampak oleh erupsi Gunung Semeru," ucapnya.
66 pendaki sudah dievakuasi
Saat ini, 187 orang itu sudah berangsur dievakuasi. Sebanyak 66 orang pendaki telah tiba di pos 3 menuju pos 2 di Ranu Pani.
"Rombongan pendaki mulai turun Ke Ranu Pani Pada Hari Kamis pukul 07.30 WIB hingga rombongan terakhir pukul 09.30 WIB. Hingga pukul 13.30 sudah tercatat telah 66 orang pendaki yang sudah sampai di Ranu Pani dan rombongan terakhir tercatat berada di antara pos 3 dan 2," pungkasnya.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit mengatakan, tim rescue saat ini tengah membantu evakuasi 187 pendaki yang terjebak di Ranu Kumbolo menuju Ranu Pani.
Nanang menyebutkan pendaki tersebut terdiri dari 129 orang pendaki, 1 orang petugas, 2 orang saver, 24 orang PPGST, 25 orang porter, dan 6 orang dari Kementerian Pariwisata.
"Balai besar TNBTS, Basarnas, serta seluruh instansi sabungan telah memastikan bahwa seluruh pendaki dalam keadaan aman dan saat ini semua dipandu untuk bersama-sama turun menuju Pos Ong, Gerbang Pendakian Semeru," kata Nanang.
Gunung Semeru mengalami erupsi pukul 14.13 WIB hingga pukul 18.11 WIB, Rabu (19/11), dengan Amplitudo Maksimum 45 mm, durasi 14.283 detik dengan luncuran lebih dari 14 km mengarah ke Tenggara Selatan (Besuk Kobokan).
Tingkat Aktivitas Gunung Semeru saat ini berada di Level IV atau Awas. Pada pukul 19.56 WIB getaran banjir sudah tidak terekam. Erupsi berakhir namun status Awas tetap diberlakukan.
Hingga Rabu malam, sebanyak 1.156 jiwa dilaporkan mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru. Mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka dan dievakuasi ke sejumlah titik pengungsian di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Selain itu ada juga tiga orang yang dirawat di RSUD Haryoto akibat mengalami luka bakar saat melintas di sekitar Gladak Perak. Mereka yakni sepasang suami istri Haryono (48) dan Normawati (43) warga Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri yang saat dirawat di RSUD Haryoto, Lumajang.
Kemudian, Hosen (44), warga Dusun Umbulan Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, yang mengalami luka bakar akibat banjir lahar Semeru dan terjebak didalam rumah. Dia dirawat di RSUD Pasirian.
Pendakian Gunung Semeru hingga Ranu Kumbolo di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, juga dinyatakan ditutup total menyusul erupsi tersebut.
(dal/frd/dal)

2 hours ago
2















































