Miles Films menghidupkan kembali kisah Cinta dan Rangga lewat film berjudul ‘Rangga & Cinta’. Remake film legendaris ‘Ada Apa dengan Cinta?’ (AADC) yang melahirkan pasangan ikonis Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo.
Ada Apa dengan Cinta? yang dirilis tahun 2002, disutradarai Rudi Soedjarwo. Kini, film ‘Rangga & Cinta’ digarap sineas Riri Riza, yang pernah melahirkan box office ‘Laskar Pelangi’ dan ‘Ada Apa Dengan Cinta 2’.
Mira Lesmana mengungkap alasan di balik keputusannya memproduksi ‘Rangga & Cinta’. Tak sekadar ingin mengenang kisah klasik, film itu dirancang sebagai bentuk penyegaran genre remaja sekaligus ruang untuk memperkenalkan talenta baru dari generasi Z.
Menurutnya, proses pengembangan ‘Rangga & Cinta’ memakan waktu sekitar satu tahun sejak ide remake pertama kali muncul. Dalam diskusi awal bersama tim, Mira menyampaikan keinginan kuat untuk melibatkan aktor dan aktris muda sebagai salah satu alasan utama proyek itu digagas.
| Baca Juga: Teaser Film ‘Rangga dan Cinta’ Rilis Diiringi Nyanyian Leya Princy
“Kami merasa ada kebutuhan untuk memberi panggung pada wajah-wajah baru. Sering kali muncul anggapan bahwa kita kekurangan talenta muda di dunia film, padahal generasi Z sebenarnya menyimpan potensi yang sangat besar,” ujar Mira dalam Meet & Greet Rangga & Cinta di Jakarta Fair JIExpo Kemayoran, Jumat (20/6).
Mira mengungkapkan proses casting dalam pemilihan pemeran film tersebut membutuhkan waktu lebih dari setengah tahun. Dari April sampai September tahun 2024 lalu.
“Lebih dari 6 bulan, ada istilah ensemble. Jadi ini memang sebuah film yang kalau dilihat dari komposisinya selalu ada keseimbangan, chemistry-nya,” kata Mira.
Dalam film ‘Rangga & Cinta’, anggota Geng Cinta diperankan oleh Leya Princy (Cinta), Daniella Tumiwa (Karmen), Katyana Mawira (Milly), Kyandra Sembel (Maura), dan Jasmine Nadya (Alya). Sementara El Putra Sarira berperan sebagai Rangga dalam film arahan sutradara Riri Riza itu.
| Baca Juga: Bintangi ‘Rangga dan Cinta’, Leya Princy Gugup Bertemu Dian Sastro
Diakui Mira, salah satu yang tersulit adalah menemukan peran Cinta. Ada banyak faktor yang membuat cukup sulit mencari pengganti sosok Dian Sastrowardoyo
“Karena Cinta harus berinteraksi dengan geng Cinta-nya, dia harus berinteraksi terutama dengan Rangga, lalu dia punya special relationship sama Alya. Jadi itu memang membutuhkan kelengkapan begitu ya untuk semuanya,” jelas perempuan kelahiran Jakarta, 8 Agustus 1964 itu.
Salah satu faktor yang membuat Mira Lesmana yakin terhadap putri aktor sekaligus komedian Ferry Maryadi itu bisa memerankan karakter Cinta karena saat ia bernyanyi, emosi dalam lagu tersebut dapat tersampaikan dengan baik.
“Dia membawakan lagu ‘Bimbang’. Secara emosi, secara pendekatan, itu sudah langsung kita rasakan bahwa dia sepertinya paham betul Cinta itu siapa dan bagaimana,” jelas Mira.
| Baca Juga: Wajah Baru ‘Rangga dan Cinta’, Versi Baru dari AADC?
Sementara itu, pemeran Rangga yang diperankan El Putra Sarira, ternyata langsung dipilih oleh Nicholas Saputra, produser ‘Rangga & Cinta bersama Mira dan Toto Prasentyanto.
“Yang pertama kali punya feeling kuat sekali itu Nico. Tentu dia berbakat, nyanyinya juga bagus suaranya, dan cakep. Ya Nico bilang ‘I can feel it, ini dia nih’,” papar Mira.
Mira menambahkan, “Generasi milenial tahu bahwa Nicholas Saputra waktu itu adalah salah satu dari aktor di film ‘Ada Apa dengan Cinta’. Kali ini, dia ikut bersama saya sebagai produser. Jadi, ini pengalaman yang menurut saya berkesan.”
Selain itu, Mira mengatakan bahwa bekerja sama dengan para pemeran muda membuat dia lebih bersemangat. “Bekerja dengan anak-anak muda ini benar-benar membuat energi saya, semangatnya juga tinggi, karena ini anak-anaknya enggak bisa diem,” katanya.
Dikatakannya, proses syuting film ‘Rangga & Cinta’ berlangsung selama satu tahun dan saat ini telah selesai. Tersisa, tahapan pasca-produksi.
| Baca Juga: Alasan Mira Lesmana Gandeng Leya Princy di ‘Rangga dan Cinta’
Musik Jadi Elemen Penting
Bagi Mira, ‘Rangga & Cinta’ bukan sekadar pengulangan dari AADC, melainkan upaya menyegarkan kembali genre remaja yang belakangan ini mulai jarang terlihat di layar lebar.
la meyakini bahwa remaja dan dinamika masa SMA adalah tema yang universal dan tetap relevan lintas generasi.
“Penting bagi kreator untuk terus mendorong hadirnya genre yang beragam. Film ini menjadi kesempatan untuk menghadirkan kembali kisah remaja yang emosional, sekaligus memperkaya ragam genre dalam perfilman Indonesia,” ujar produser film Humba Dreams itu.
Mira mengatakan ‘Rangga & Cinta’ tetap mempertahankan latar waktu dan alur cerita seperti film aslinya. “Remake AADC ini akan memberikan treatment-treatment baru, termasuk pengembangan ide dari film aslinya,” kata Mira.
| Baca Juga: Anak Ferry Maryadi Jadi Pemeran Utama di ‘Rangga dan Cinta’
Ia memastikan puisi-puisi karya Rako Prijanto menjadi bagian penting dalam film ini, namun dengan tambahan kejutan. “Para pemain bernyanyi dalam film ini,” tuturnya.
Diakuinya, salah satu elemen penting yang kembali dihadirkan adalah nuansa musik. Sejak AADC pertama, musik menjadi bagian tak terpisahkan dari kekuatan naratif film.
Hal ini kembali diangkat dalam versi terbaru, untuk menghidupkan emosi sekaligus membangun koneksi dengan penonton muda.
Sebelum memulai produksi, Mira melakukan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan kalangan Gen Z. Hasilnya cukup mengejutkan, di mana sebagian besar responden sudah menonton AADC dan merasa dekat dengan kisah serta karakternya.
“Bahkan lagu ‘Bimbang’ yang dulu populer, masih dikenang dan digemarì oleh generasi sekarang. Ini menunjukkan bahwa AADC memiliki daya tarik lintas waktu yang masih relevan hari ini,” ungkap lulusan Institut Kesenian Jakarta yang dikenal sebagai produser bertangan dingin itu. (*)