Dua anak, Sri Rahayu dan Fitriya menyerahkan ibu mereka, Nasikah, ke Griya Lansia Husnul Khatimah Malang. Aksi keduanya menjadi sorotan dan memicu hujatan warganet.
Kisah itu viral setelah diunggah pendiri Yayasan Sahabat Yatim Dhuafa Indonesia (SYD) Indonesiam, Arief Rahman Hakim, dengan judul ‘Membuang Ibu Kandung’.
Karena mendapat tekanan publik, Sri Rahayu dan Fitriya berubah pikiran dan menjemput kembali ibu mereka.
”Masalah itu sudah selesai. Kedua anaknya mendapat tekanan dari tetangga, teman kerja
dan pemerintah, sehingga mereka mengambil ibunya kembali,” kata Arif saat ditemui Nyata di Griya Yatim SYD Indonesia, di Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (7/7) lalu.
| Baca Juga : Aksi Heroik Sugianto, WNI Selamatkan Lansia saat Kebakaran Hutan Korea Selatan
Namun apa yang dilakukan Sri dan Fitriya itu bukan kali pertama terjadi di Griya Lansia Husnul Khatimah. Sebelumnya sudah ada, hanya tidak viral sehingga tak memicu reaksi masyarakat luas.
Griya Lansia Husnul Khatimah terletak di Desa Wajak Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kini sekitar 190 lansia dirawat di sana.
Sebagian besar lansia terlantar, yang dibawa dari emper toko, rumah kosong atau tempat-tempat tidak layak huni dan tidak lagi punya keluarga. Baik yang benar-benar tidak memiliki keluarga atau sengaja dibuang.
”Kriterianya terlantar, bisa punya anak tapi sudah terbukti terlantar di jalanan, pasar dan sebagainya. Terus kriteria ke dua, murni karena kemiskinan. Kemudian ada juga kasuistik,” kata Arif.
| Baca Juga : Kisah di Balik Viralnya Biarawati asal Brazil Jago Beatbox dan Dance
Para penghuni Griya Lansia itu dirawat dengan penuh cinta dan dicukupi kebutuhannya. Sehari hari lansia itu dirawat pengasuh harian Griya Lansia. Mereka pasangan suami istri Nurhadi Rohmat dan Mufakhiroh dan dibantu 13 perawat.
Arif, Nurhadi dan Mufakhiroh adalah pengurus Yayasan Sahabat Yatim Dhuafa, yang tidak hanya memiliki Griya Lansia, namun dua griya lain. Yaitu Griya Yatim di Sidoarjo dan Griya Lentera Jiwa untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Trenggalek.
”Ya intinya misi kami dalam merawat lansia ini adalah memenuhi tiga kebutuhan mereka. Makan, kesehatan dan kehangatan. Karena itulah yang dibutuhkan para lansia,” kata Mufakhiroh kepada Nyata di Griya Lansia Husnul Khatimah, Kabupaten Malang, Minggu (6/72025) lalu.
Di Griya Lansia itu ratusan lansia sudah mereka selamatkan sejak enam tahun lalu. Sebagian dari mereka sudah meninggal dan dimakamkan di Sukolilo, Surabaya.
| Baca Juga : Atlet Seluncur Indah Cilik, Gazbiyya Zada Taviarandra Ingin Seperti Kaori Sakamoto
Awal berdirinya Griya Lansia, Griya Yatim dan Griya ODGJ itu dari kegiatan sosial yang
sudah dilakukan Mufi, Nurhadi dan Arif bersama teman-teman di Sahabat Yatim Dhuafa.
”Jadi kami ini awalnya Komunitas Sahabat Yatim Dhuafa. Kegiatan kami adalah aksi sosial Jumat Berkah. Namun dari situ, kami terpikir untuk membuat mereka-mereka yang kami bantu itu tidak hilang. Akhirnya kami kumpulkan dan kami asuh,” kata Mufi.
”Karena basic saya di kesehatan, ya saya bantu merawat. Dan kami punya tugas masing-masing,” kata Mufi yang seorang bidan desa itu.
Awal-awal mengasuh, ada tiga lansia yang dirawat. ”Lansia pertama itu ya Pak Misenan, sekarang sudah meninggal dan namanya diabadikan sebagai aula. Mereka saya rawat di rumah saya di dekat sini,” papar ibu dua putri itu. (*)
Kisah selengkapnya bisa dibaca di Tabloid Nyata Cetak edisi 2814, Minggu ke II Juli 2025