Melampaui Tugas, Merawat Jiwa: Potret Nyata Dedikasi Pendidik di SDN 008 Kepenuhan Hulu

17 hours ago 4

Penulis:Amelya Risky, S.Pd Dosen Pengampu: Dr. Shelvie Famella, S.Pd, M.Pd (Program Magister Pedagogi, Universitas Lancang Kuning)

ROKAN HULU – Dalamdiskursuspendidikannasional yang belakangan ini riuh dengan perdebatan transisi digital dan dinamika pergantian kurikulum, sering kali kita lupa pada satu variabel paling fundamental: factor manusia. Teknologi bias dibeli, gedung bias dibangun, namun jiwa pendidik tidak bias dipabrikasi. Jauh dari gemerlap infrastruktur kota metropolitan, SDN 008 Kepenuhan Hulu di Kabupaten Rokan Hulu berdiri tegak sebagai saksi bisu perjuangan peradaban. Di sini, detak jantung pendidikan tidak ditentukan oleh kemegahan fasilitas fisik semata, melainkan oleh etos kerja, motivasi intrinsik, dan integritas paratenaga pendidiknya. Sebagai seorang pengamat dan praktisi pendidikan, pertanyaan reflektif pun muncul: Energi apa yang sebenarnya menggerakkan mereka untuk tetap setia menyalakan lilin ilmu di “Negeri Seribu Suluk” ini, meski tantangan tak pernah surut?

Panggilan Hati di Atas Transaksi Materi

Menelisik motivasi para guru dan staf di SDN 008 Kepenuhan Hulu melalui kacamata pedagogis, kita menemukan fenomena yang menarik. Teori motivasi klasik mungkin berbicara tentang reward dan punishment, namun apa yang terjadi di sekolah ini melampaui hubungan transaksi onal tersebut. Jika orientasi merekahanya sebatas materi atau kenyamanan fasilitas, niscaya semangat para pendidik ini sudah luntur tergerustan tangan geografis maupun beban administratif yang kian kompleks. Namun, realitas di lapangan berbicara lain. Terasa ada dorongan self determination yang kuat, sebuah otonomi dan panggilan nurani yang mengubah profesi guru dari sekadar mata pencaharian menjadi sebuah lading pengabdian. Motivasi internal ini lah yang menjadi “bahan bakar” abadi, menjaga senyum mereka tetap tulus saat menyambut peserta didik di gerbang sekolah, terlepas dari lelah yang mungkin mendera.

Keteladanan: Kurikulum yang Tak Tertulis

Motivasi yang murni tersebut kemudian bermanifestasi dalam perilaku (behavior) sehari-hari. Dalam ilmu pedagogi, kita mengenalistilah hidden curriculum atau kurikulumtersembunyi. Di lingkungan SDN 008 Kepenuhan Hulu, perilaku parapekerjanya adalah kurikulum itu sendiri.Profesionalisme di sini tidak lagi didefinisikan secara kaku sekadar dating pukul tujuh pagi dan pulang saat belsiang berbunyi. Lebih substansial dari itu, profesionalisme tercermin dari kualitas interaksi kemanusiaan yang dibangun. Guru tidak menempatkan diris ekadar sebagai ‘tukang transfer’ materi, melainkan bertransformasi menjadi pendengar aktif bagi setiap kecemasan siswa.

Sikap disiplin, keramahan, santun, dan kolaborasi yang diperlihatkan oleh warga sekolah menjadi metode pengajaran karakter yang jauh lebih ampuh disbanding ribuan kata nasihat. Mengingat anak-anak usia dasar adalah peniru yang ulung (imitator), keteladanan yang ditunjukkan oleh parapendidik di SDN 008 ini adalah investasi moral jangka panjang.

Membangun Ekosistem Saling Menguatkan

Tentu saja, menjaga api semangat agar terus menyalabukanlah perkara mudah. Fluktuas imotivasi adalahhal yang manusiawi. Meski demikian, kultur organisasi yang terbentuk di SDN 008 Kepenuhan Hulu memperlihatkan cirikhas growth mindset atau pola pikir yang terus bertumbuh. Kuncinya terletak padak olektivitas dan iklim sekolah (school climate) yang positif. Adanya system saling dukung antar-rekan sejawat sertagaya kepemimpinan sekolah yang mengayomi menciptakan jarring pengaman emosional. Saat satu pendidik mulai merasa lelah, rekanlainnya hadir membawa energy baru. Ini menciptakan ekosistem kerja yang sehat, di mana kompetisi diredam dan kolaborasi di utamakan.

Simpulan: Hati sebagai Pondasi Pendidikan Riau

Eksistensi SDN 008 Kepenuhan Hulu menegaskan sebuah tesis penting bagi dunia pendidikan di Riau: kualitas pendidikan tidaksemata-matabergantung pada beton bangunan, tetapi pada kualitas “hati” parapenggeraknya. Dedikasi tanpa pamrih serta perilaku teladan dari para guru di sana adalah asset daerah yang tak ternilai harganya. Mereka adalah garda terdepan penjaga peradaban. Harapan besar kita sandarkan, semoga spirit ini terus terjaga, menginspirasi satuan pendidikan lainnya, dan kelak melahirkan generasi penerus RokanHulu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga anggun secara moral.

TentangPenulis:Penulis adalah Amelya Risky, S.Pd, Mahasiswi Magister Pedagogi di Universitas Lancang Kuning (Unilak). Opiniini disusun di bawah bimbingan akademik Dr. Shelvie Famella, S.Pd, M.Pd, sebagai bentuk refleksi kritister hadap dinamika pendidikan dasar di Riau.

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |