S aat bicara isu kesehatan, sebagian orang mungkin langsung membayangkan tekanan darah, kolesterol, hingga diabetes. Namun, justru ada masalah lain juga membutuhkan perhatian, yakni kesehatan gigi.
Buktinya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan hasil program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Temuan tertinggi terkait masalah kesehatan berasal dari gigi.
“Beliau tadi tanya hasil temuannya apa? Yang paling tinggi ternyata gigi. Jadi kesehatan gigi kita buruk sekali,” kata Budi usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (5/8).
Temuan itu turut disorot dokter gigi, Bernadeth Vindi Januarisca, drg., M.Imun. Dia menilai persoalan itu dipicu kebiasaan dan gaya hidup masyarakat.
| Baca Juga : Bukan Sekadar Olahraga, Ini Alasan Pilates Disukai Ibu Hamil
Dia menyinggung generasi muda khusunya Gen Z yang gemar minum es boba, kopi kekinian, hingga minuman manis lainnya.
Di sisi lain, orang dewasa pun tidak luput dari pola makan yang mengandung pengawet dan tinggi gula.
Tidak hanya itu, wanita yang akrab disapa Vindi itu juga menyebut sejumlah kebiasaan kecil yang kerap disepelekan.
Misalnya membuka plastik dengan gigi, mengunyah es batu, hingga anak kecil yang minum susu dari dot tapi giginya tidak dibersihkan terlebih dahulu sebelum tidur.
“Ada pasien saya yang giginya patah karena habis ngeletak es batu . Selain itu kebiasaan ngemut jempol juga bisa bikin susunan gigi berantakan,” kata Vindi saat ditemui Nyata pada Kamis (7/8/2025).
| Baca Juga : Olahraga Lari Makin Digandrungi, Pemula Wajib Perhatikan ini
Namun yang paling mendasar, kata Vindi, kesalahan dalam menyikat gigi. Banyak orang terbiasa menyikat gigi pagi dan sore saat mandi. Padahal, waktu paling krusial justru sebelum tidur.
“Karena setelah mandi sore biasanya kita masih makan malam, sehingga ada sisa makanan yang tertinggal dan memicu pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu perlunya sikat gigi sebelum tidur sehingga kondisi rongga mulutnya bersih,” jelas wanita berusia 30 tahun tersebut.
Kebiasaan dan gaya hidup itu diperburuk oleh kurangnya jumlah dokter gigi di Indonesia.
| Baca Juga : Anak Muda Waspada Retinopati Diabetik, Diabetes Bisa Berujung Kebutaan
“Selain terbatas juga kurang merata. Mungkin yang banyak di pulau jawa saja. Tapi kalau kita lihat di sumatra, papua, masih kurang sekali,” kata dosen di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Petra tersebut.
Di sisi lain, masyarakat pun minim kesadaran untuk memeriksakan gigi secara rutin. Banyak yang baru datang ke dokter gigi ketika sudah sakit atau gigi berlubang parah.
“Idealnya, minimal setiap enam bulan sekali kita periksa gigi untuk pencegahan,” tuturnya. (*)