Fenomena bediding tengah melanda sejumlah wilayah. Suhu udara terasa lebih dingin meskipun sedang musim kemarau. Kondisi ini biasanya muncul pada bulan Juni, memuncak di Juli, lalu mulai menurun pada Agustus.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), dr Kurnia Dwi Artanti, menyebut fenomena bediding merupakan kondisi normal dan umumnya terjadi di setiap tahun.
Namun, udara yang cenderung kering membuat tubuh perlu melembapkannya sebelum masuk ke paru-paru. Proses ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Memicu peradangan dan pembengkakan yang ditandai berbagai gejala termasuk batuk hingga pilek. Kondisi itu bisa semakin buruk jika tubuh sedang tidak bugar.
| Baca Juga : Fenomena Bediding Melanda, Begini Tips Jaga Badan Tetap Fit
“Keluhan ringan seperti tenggorokan tidak enak bisa berkembang menjadi peradangan. Bila disertai kondisi tubuh yang lemah serta terpapar bakteri, bisa berkembang menjadi infeksi saluran napas (ISPA). Kalau ada batuk atau keluar dahak kekuningan, tandanya bukan hanya radang saja tapi ada infeksi di situ,” katanya, Kamis (24/7/2025).
Dalam hal ini, menjaga tubuh tetap terhidrasi menjadi sangat penting. Oleh karena itu, Kurnia menyarankan untuk meminum air putih yang cukup.
“Jangan lupa supply air ke tubuh. Kalau misalkan normalnya untuk berat badan 50 kg butuh 2 liter, kalau lebih dari itu ya disesuaikan,” tuturnya.
| Baca Juga : Teknik Bernapas Selama 23 Detik, Bisa Redakan Stres
Selain gangguan pernapasan, bediding dapat mengakibatkan kondisi kulit menjadi kering. Oleh sebab itu, ia merekomendasikan penggunaan pelembab kulit agar kelembapannya tetap terjaga.
“Selain itu, bisa ditambah dengan vitamin yang bagus untuk kulit, yaitu vitamin A, C, dan E. Kalau untuk menjaga imunitas bisa ditambah dengan vitamin D,” katanya.
Meski terjadi fenomenda bediding, Kurnia meminta masyarakat tidak perlu merasa khawatir berlebihan.
| Baca Juga : Serap Vitamin D Melimpah, Ini Waktu dan Cara Berjemur yang Tepat
Upaya pencegahan seperti minum air putih yang cukup, mengonsumsi buah, sayur, hingga vitamin tambahan dinilai bisa menjadi langkah yang tepat dalam menghadapi fenomena ini.
“Yang penting selalu waspada. Asalkan kita melakukan upaya preventif dan proteksi pribadi,” pungkasnya. (*)