Jakarta, CNN Indonesia --
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan perayaan Tahun Baru 2026 di Jakarta tetap digelar, namun dengan konsep sederhana.
Kebijakan ini diambil sebagai bentuk empati atas duka bencana banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatra, yakni Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Kendati digelar secara sederhana, Pramono menilai perayaan Tahun Baru tetap perlu dilaksanakan. Hal ini karena Jakarta tidak hanya berperan sebagai Ibu Kota Negara, tetapi juga sebagai kota global yang menjadi perhatian dunia internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka dengan demikian, walaupun nanti dalam kesederhanaan, pasti dalam kesederhanaan, saya ingin Jakarta tetap di mata dunia, walaupun dalam kondisi berduka kita semua, tetap menjadi potret optimisme menyambut Tahun Baru 2026. Karena itu penting," kata Pramono di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (18/12).
Ia menekankan bahwa perayaan tersebut diharapkan tetap menghadirkan pesan optimisme menyongsong Tahun 2026, meski dilaksanakan dalam suasana duka. Menurutnya, Jakarta perlu menunjukkan semangat kebersamaan dan harapan tanpa menampilkan kemewahan.
Pramono juga membuka kemungkinan adanya doa bersama dalam rangkaian perayaan Tahun Baru nanti. Ia memastikan tidak akan ada kemeriahan berlebihan, namun penyambutan Tahun Baru tetap berlangsung sebagai simbol harapan dan refleksi bersama.
"Yang jelas bahwa Jakarta tidak dalam kemeriahan, kemewahan. Mungkin juga malah saya akan melakukan hal yang berkaitan dengan penekanan pada doa dan sebagainya. Tapi tetap harus ada penyambutan Tahun Baru," ujar Pram.
Pramono mengatakan Pemprov DKI mencermati secara serius kondisi di daerah-daerah terdampak bencana tersebut. Menurutnya, suasana keprihatinan nasional menjadi pertimbangan utama dalam menentukan konsep perayaan pergantian tahun di Ibu Kota.
Selain itu, ia menegaskan Jakarta hingga kini masih terus menyalurkan bantuan kepada wilayah yang terdampak bencana. Bantuan tersebut dilakukan secara berkelanjutan, termasuk pengiriman langsung ke sejumlah kota dan kabupaten yang mengalami dampak cukup parah, meskipun tidak selalu dipublikasikan ke ruang publik.
"Tetapi secara terus-menerus kami tetap melakukan itu. Termasuk secara spesifik beberapa kota ataupun kabupaten yang terkena dampaknya cukup parah, kami perlakukan secara tersendiri, kami mengirim secara langsung kepada Kota/Kabupaten yang bersangkutan," ungkapnya.
(nat/isn)

5 hours ago
3
















































