Film ‘La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka’, merupakan karya terbaru sutradara Hanung Bramantyo yang diadaptasi dari kisah viral karya Elizasifaa. Sebelumnya, MD Pictures sukses besar lewat film ‘Ipar Adalah Maut’ yang juga diangkat dari cerita viral dan mencetak jutaan penonton.
Hanung mengungkap, ‘La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka’ bukan sekadar menyajikan drama perselingkuhan. Lebih dari itu, film ini menyimpan pesan moral penting tentang keharmonisan keluarga.
“Kami mengangkat film ini karena ada pesan penting untuk keluarga. Saya dan Pak Manoj sama-sama memiliki keluarga, dan sering kali musuh terbesar justru datang dari orang terdekat,” tutur Hanung Bramantyo dalam peluncuran trailer di MD Place, Kuningan, Jakarta, Senin (14/7).
| Baca Juga: Marshanda Ungkap Perasaan Istri yang Tersakiti Lewat OST ‘La Tahzan’
Dalam trailer final yang baru dirilis, tergambar jelas puncak konflik: pengkhianatan cinta antara majikan dan ART. Potongan adegan yang emosional memperlihatkan luka mendalam dan kehancuran yang dirasakan istri sah akibat perselingkuhan.
“Menurut saya, ini langkah yang cukup berani untuk diangkat ke layar lebar. Film ini mengandung makna yang mendalam. Penonton akan dibawa merenung mengenai benar dan salah, tetapi yang pasti, film ini juga menghibur. Saya tidak akan berhenti sampai di sini,” ungkap Manoj Punjabi, produser MD Pictures.
Kolaborasi Manoj Punjabi dan Hanung Bramantyo, sineas peraih dua Piala Citra, itu memang bukan hal baru. Mereka dikenal sering menghasilkan film box office. Setelah Ipar Adalah Maut meraih lebih dari 4,7 juta penonton, kini mereka siap kembali dengan La Tahzan.
Yang membuat La Tahzan semakin menggugah adalah kehadiran original soundtrack (OST) berjudul ‘Segalanya’, ciptaan Andi Rianto dan Ria Leimena. Lagu ini dipersiapkan dengan serius dan menyatu erat dengan cerita film.
| Baca Juga: Jadi Pelakor di Film ‘La Tahzan’, Ariel Tatum Banyak Istighfar

Hanung Bramantyo dan Manoj Punjabi memang dikenal memiliki rekam jejak sukses dalam hal pemilihan soundtrack. Kita bisa melihatnya dalam film-film seperti Ayat-Ayat Cinta dengan lagu dari Rossa, Habibie & Ainun lewat Cinta Sejati yang dinyanyikan BCL, hingga Tak Selalu Memiliki oleh Lyodra Ginting di film Ipar Adalah Maut.
“Soundtrack salah satu formula yang sangat penting untuk membangun emosi film. Itu sangat penting. Bagi kami, lagu kita sudah sepakat harus yang ‘killer’. Harus jelas dari point of view siapa. Di sini jelas, dari sudut pandang karakter Alina,” kata Manoj.
Berbekal pengalaman dan tekanan dari pencapaian sebelumnya, Manoj kembali menggandeng nama besar seperti Andi Rianto, agar beban itu bisa diserahkan kepada yang terbaik.
“Setelah kesuksesan ‘Ayat-Ayat Cinta,’ ‘Cinta Sejati,’ ‘Tak Selalu Memiliki’ dan sekarang Segalanya yang dinyanyikan Marshanda. Kami punya beban. Karenanya beban itu kami berikan kepada yang terbaik, Andi Rianto,” jelas produser KKN di Desa Penari itu.
| Baca Juga: Kembali Mendua di Film Terbaru, Deva Mahenra Pasrah Jadi Duta Perselingkuhan
Hanung Bramantyo pun menegaskan, soundtrack memiliki kekuatan untuk menghubungkan emosi penonton dengan cerita film. Baginya, lagu bukan hanya pelengkap, melainkan elemen penting sejak awal produksi.
“Lagu yang sangat common dan menyentuh hati, itu bisa membawa orang ke bioskop. Saat ini pun, seluruh konten di Instagram, medsos, dan sebagainya itu selalu ada lagunya. Di sini, lagu sebagai prekondisi dari film itu sendiri,” kata sutradara film ‘Perahu Kertas’ itu.
Menurut suami Zaskia Adya Mecca itu, keberadaan tema lagu bisa sangat menentukan proses penyutradaraan. Bahkan, ia menilai editing film sulit dilakukan dengan optimal tanpa kehadiran ilustrasi musik yang kuat.
“Jadi lagu itu hadir bukan di terakhir, tapi seharusnya saat kami mulai syuting, sehingga di lokasi, di lapangan, sudah mendengar kira-kira jadinya akan begini. Itu akan memengaruhi jiwa dan akting para pemain,” tuturnya.
Video klip lagu ‘Segalanya’ sendiri telah diluncurkan di YouTube pekan ini. Lagu tersebut, yang dinyanyikan Marshanda, mewakili sudut pandang karakter Alina, istri sah yang hancur karena rumah tangganya dinodai oleh pengkhianatan suaminya. (*)