Jakarta, CNN Indonesia --
Bantuan bagi korban banjir bandang dan tanah longsor sudah bisa diterima oleh masyarakat yang berada di Desa Lubuk Sindup, Aceh Tamiang, Aceh.
Bantuan ini disalurkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar. Total ada sekitar 10 ton bantuan kemanusiaan bagi korban banjir yang disebar ke wilayah Aceh, yang difokuskan ke Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Kota Langsa.
Kepala Kantor Kemenag Aceh Besar H Saifuddin SE, Selasa, 16 Desember 2025 berharap bantuan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar korban selama masa tanggap darurat bencana yang telah diperpanjang Pemerintah Aceh hingga 25 Desember mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami turut berduka atas musibah banjir ini. Tim Kemenag Aceh Besar Peduli mulai safari menyalurkan bantuan sejak 12-15 Desember 2025, menempuh akses jalan Subulussalam - Sidikalang, Sumut, menuju Aceh Tamiang," kata Kepala Kantor Kemenag Aceh Besar H Saifuddin SE dalam keterangannya, Kamis (18/12).
Bantuan yang dikemas melalui Kemenag Aceh Besar Peduli ini terdiri atas berbagai kebutuhan dasar. Antara lain 2,5 ton beras, 3 ton pakaian layak pakai, 1.000 kaleng tuna siap saji, 8.000 bungkus roti kering, 4.000 bungkus mi instan, 150 dus susu kemasan, 100 dus air mineral, selimut, pakaian dalam, pembalut wanita, dan pampers anak.
Yahwa-sapaan akrab Saifuddin-menyebut daerah-daerah yang disalurkan bantuan berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Selain kerusakan pemukiman penduduk, banjir juga berdampak pada fasilitas publik, lahan pertanian, serta menelan korban jiwa.
Di Aceh Tamiang, Kemenag Aceh Besar menyalurkan bantuan hingga ke Desa Lubuk Sidup, Kecamatan Sekerak yang merupakan daerah pelosok. Akses jalan rusak akibat banjir, tim pun harus menempuh perjalanan sekitar dua jam menggunakan roda empat menuju kesana.
Kondisi desa setempat rusak parah pasca banjir. Rumah milik 160 kepala keluarga disana rata dengan tahan, jembatan putus, hanya tersisa bangunan Masjid Nurussalam, di kelilingi gelondongan kayu bekas banjir.
"Menurut kepala desa Lubuk Sidup, disini banjir mulai pada Rabu (26/11/2025), akses jalan putus, membuat mereka terisolasi 11 hari. Baru beberapa hari ini saja mobil bisa masuk untuk antar bantuan," ucap Yahwa.
Yahwa menyampaikan untuk korban banjir Langsa dan Aceh Timur, Tim Kemenag Aceh Besar Peduli menitipkan bantuan kamanusiaan melalui kantor Kemenag masing-masing daerah.
Di Aceh Utara, Yahwa memimpin penyaluran bantuan secara langsung di tujuh desa Kecamatan Langkahan dan satu desa di Jamboe Ayee. Meliputi Desa Geudumbak, Simpang Tiga, Alue Krak Kaye, Tanjong Jawa, Padang Meuriya, Matang Teungoh Selatan, Matang Reubek serta Desa Pucok Alue, Kecamatan Jamboe Ayee, Aceh Utara.
"Saya ke Tamiang, ke Langkahan, betul-betul hancur semua. Rumah penduduk rata dengan tanah disapu banjir. Semoga saudara kita di sini terus mendapat penanganan dan pemulihan pascabencana dengan cepat, terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka," tuturnya.
Disampaikan Yahwa, bantuan ini sebagian besar bersumber dari donasi ASN Kantor Kemenag Aceh Besar melalui Kemenag Abes Peduli, berupa uang tunai, pakaian layak pakai, hingga bahan kebutuhan pokok.
"Ada juga masyarakat umum yang menitipkan bantuan lewat kami. Kami ingin hadir langsung membantu sesama, meskipun dengan segala keterbatasan," ucap dia.
Sebelumnya, Kemenag Aceh Besar juga telah menyalurkan bantuan sandang dan pangan bagi korban terdampak banjir di Kabupaten Pidie Jaya. Ke depan, pendistribusian bantuan direncanakan menjangkau wilayah tengah Aceh yang juga terdampak cukup parah.
"Wilayah tengah Aceh seperti Bener Meriah dan Aceh Tengah juga terdampak berat, namun masih terkendala akses jalan. Ke depan, itu menjadi target penyaluran bantuan kita," pungkasnya.
(dis/agt)

14 hours ago
2
















































