Achmad Megantara Jadi Agnostik, Indah Permatasari Anak Kiai di ‘Ibadah dan Cinta’

1 month ago 22

Film religi terbaru ‘Ibadah dan Cinta’ segera tayang di bioskop. Disutradarai Jastis Arimba, film itu akan dibintangi Achmad Megantara dan Indah Permatasari.

Tak hanya menyuguhkan kisah spiritual dan romantis, film tersebut juga mengambil lokasi syuting yang menarik di Melbourne, Australia serta beberapa lokasi di Indonesia.

Dalam film ‘Ibadah dan Cinta’, Achmad Megantara memerankan karakter Rico, seorang pemuda agnostik yang mempertanyakan konsep ketuhanan dan spiritualitas. Menggambarkan karakter yang kompleks, Megantara mengaku melakukan banyak observasi dan riset demi mendalami peran ini.

| Baca Juga: Hanung Bramantyo: Ost ‘Segalanya’ Bukan Pelengkap, Tapi Jiwa Film ‘La Tahzan’

“Karakter Rico ini seorang agnostik. Jadi saya banyak cari tahu soal pola pikir mereka, bagaimana mereka melihat agama dan dunia,” ujar Achmad Megantara saat konferensi pers di Jakarta Utara, Kamis (17/7/2025).

Ia juga membedakan pemahaman antara agnostik dan atheis, dua istilah yang kerap disalahpahami masyarakat. Proses pendalaman karakter ini menjadi tantangan tersendiri baginya.

Indah Permatasari, yang berperan sebagai Santun, anak seorang kiai bernama Umar (diperankan Mathias Muchus), menjadi pasangan akting Megantara.

Santun digambarkan sebagai perempuan kuat dari lingkungan pesantren yang kolot, namun berpikiran terbuka.

| Baca Juga: Olga Lydia Angkat Realita Pahit Cinta Lewat Drama Musikal

Khusus untuk film itu, Indah menjalani syuting selama delapan hari di Melbourne. Menariknya, ia tak berangkat sendiri. Ia mengajak suaminya, komika Ari Kriting, serta putra mereka, Naka.

“Aku angkut semuanya, bawa Bang Ari, bawa Naka juga. Sekalian jalan-jalan karena ini juga pengalaman pertama buat kami ke luar negeri bareng,” tutur Indah.

Perjalanan ini menjadi momen pertama Indah dan anaknya menjajal suasana luar negeri, yang turut membawa nuansa kebersamaan dalam proyek film ‘Ibadah dan Cinta’.

Rendy Gunawan selaku produser mengungkap alasan pemilihan Melbourne sebagai lokasi syuting. Ia menyebut beberapa titik lokasi di Australia belum pernah diangkat dalam film Indonesia sebelumnya, salah satunya dataran tinggi Grampians yang eksotis.

“Beberapa titik di Melbourne seperti Grampians belum pernah muncul di film Indonesia. Ini jadi daya tarik visual dan naratif bagi penonton,” ujar Rendy.

| Baca Juga: Lagu I’ll Find You Tidak Masuk Daftar OST Film ‘Sore: Istri dari Masa Depan’, Kenapa?

Proses produksi dijadwalkan rampung dalam waktu 25 hari, dengan target penayangan pada awal 2026.

Film ‘Ibadah dan Cinta’ mengisahkan Rico, pemuda Australia keturunan Indonesia yang berkunjung ke pesantren sahabatnya. Ia merasa asing dengan kehidupan religius yang dijumpainya. Namun segalanya berubah ketika ia bertemu Santun, sosok perempuan yang membuatnya jatuh cinta.

Keduanya dihadapkan pada konflik batin dan tekanan dari keluarga, terutama dari ayah masing-masing. Namun melalui perjalanan spiritual dan cinta, keduanya berusaha mencari makna ibadah yang lebih luas.

“Pada akhirnya, memperjuangkan cinta, apapun bentuknya, adalah bagian dari perjalanan ibadah yang harus dilewati, bukan dihindari,” pungkas Rendy Gunawan. (*)

Read Entire Article
Kerja Bersama | | | |