Jakarta, CNN Indonesia --
Akhir pekan lalu sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan (Kalsel) diterjang air bah, termasuk di banjir bandang di Kabupaten Balangan.
Banjir di kabupaten itu bahkan dilaporkan hingga mencapai ketinggian 2 meter. Akhir pekan lalu, Kapolres Balangan AKBP Yulianor Abdi mengatakan bencana terparah di dua kecamatan tersebut karena dihantam banjir bandang.
"Yang paling parah terjadi di Kecamatan Tebing Tinggi, tepatnya di Desa Juuh, Sungsum, dan Gunung Batu," ujar dia di sela-sela meninjau lokasi banjir, Sabtu (27/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yulianor menyampaikan rumah warga terdampak di desa mengalami kerusakan sedang hingga berat, meski belum terhimpun jumlah rumah terdampak, namun diperkirakan mencapai ratusan lebih.
Selain di Balangan, banjir juga terjadi di sejumlah wilayah Kalsel karena curan hujan tinggi setidaknya sejak Jumat (26/12) lalu. Dan berikut rangkuman fakta-faktanya:
10.949 korban banjir di Balangan-Kalsel
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel), melaporkan sebanyak 10.949 jiwa terdampak dan 3.511 unit rumah terendam akibat banjir di 27 desa yang tersebar pada tujuh kecamatan di Balangan.
"Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Balangan menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir hingga 3 Januari 2026," kata Bupati Balangan Abdul Hadi saat meninjau lokasi terdampak banjir pascasurut di Kecamatan Tebing Tinggi, Balangan, Minggu (28/12) seperti dikutip dari Antara.
Ia menyampaikan keprihatinannya atas musibah air bah yang melanda sejumlah desa, khususnya banjir bandang di Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Halong.
"Saya sangat prihatin atas musibah yang menimpa warga di Kecamatan Tebing Tinggi, Halong, dan lainnya. Semoga masyarakat yang terdampak tetap sabar dan tabah menghadapi cobaan ini," tuturnya.
Menurut dia, fokus utama saat ini adalah pembersihan lumpur dan sisa material banjir agar rumah warga dan fasilitas umum dapat kembali difungsikan.
Selain Kabupaten Balangan, banjir juga melanda beberapa kabupaten lain di Provinsi Kalsel, yang disebabkan oleh curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi sejak Jumat malam.
1.615 KK korban banjir di Tebing Tinggi Tabalong
Polres Balangan melaporkan data sementara sebanyak 1.466 rumah dan 1.615 kepala keluarga (KK) terdampak banjir bandang pada delapan desa di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Tabalong per Sabtu pekan lalu.
Kapolres Balangan AKBP Yulianor Abdi mengatakan dari data sementara yang dihimpun petugas gabungan ada delapan desa yang terdampak antara lain Desa Mayanau, Tebing Tinggi, Simpang Bumbuan, Simpang Nadong, Sungsum, Juuh, Gunung Batu, dan Langkap.
"Rumah warga mengalami kerusakan sedang hingga berat," ujar dia di sela-sela meninjau lokasi banjir di Desa Sungsum, Balangan, Sabtu, seperti dikutip dari Antara.
Yulianor merinci jumlah rumah dan Kepala Keluarga (KK) yang terdampak yakni di Desa Mayanau 171 rumah dan 171 KK di antaranya tujuh rumah rusak berat, 18 rusak sedang, seluruh warga terdampak, serta fasilitas umum umum yang terendam yakni SDN Mayanau.
Kemudian di Desa Tebing Tinggi 277 rumah dan 298 KK (5 rumah rusak berat, 11 rusak sedang), fasilitas umum yang terendam yakni musala, Kantor Desa Tebing tinggi, Kantor Kecamatan Tebing tinggi.
Lalu di Desa Simpang Bumbuan 127 rumah dan 127 KK (6 rumah rusak berat, 19 rusak sedang), fasilitas umum yang terendam yakni musala, dan langgar.
Kemudian di Desa Simpang Nadong 110 rumah dan 128 KK (6 rusak berat, 14 rusak sedang), fasilitas umum yang terendam yakni Polsubsektor Tebing Tinggi, musala, dan puskesmas.
Selanjutnya di Desa Sungsum 205 rumah dan 280 KK (15 rusak berat, 35 rusak sedang), sekitar 53 rumah tidak terdampak. Sedangkan fasilitas umum yang terendam yakni masjid san SDN Sungsum.
Lalu di Desa Ju'uh 180 rumah 215 KK (4 rusak berat, 7 rusak sedang), serta fasilitas umum yang terdampak yakni masjid dan SDN Juuh. Berikutnya di Desa Gunung Batu 198 rumah dan 198 KK (3 rusak berat, 7 rusak sedang), serta fasilitas umum yang terdampak yakni masjid dan Kantor Desa Gunung Batu.
Terakhir di Desa Langkap 198 rumah 198 KK (3 rusak berat, 7 rusak sedang), serta fasilitas umum yang terdampak yakni masjid dan Kantor Desa Gunung Batu.
"Sementara ini kondisi banjir bandang di delapan desa sudah surut, petugas sedang membantu warga," ujar Yulianor di lokasi terdampak pada Sabtu lalu.
18.348 korban banjir di Banjar
BPBD Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, melaporkan sebanyak 6.593 kepala keluarga (KK) meliputi 18.348 jiwa warga terdampak banjir yang diantaranya 302 warga mengungsi akibat curah hujan tinggi hingga Minggu kemarin.
"Hingga pukul 09.50 Wita, petugas menghimpun data belasan ribu warga yang terdampak banjir pada 89 desa yang tersebar di 14 kecamatan," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjar Yayan Daryanto dikonfirmasi di Banjar, Minggu pagi seperti dikutip dari Antara.
Yayan merinci jumlah kelompok rentan yang terdampak yakni lansia sebanyak 505 jiwa, balita (310), bayi (166), anak-anak (368), ibu hamil (113), disabilitas (37), dewasa (13). Sedangkan pengungsi yang mencapai 302 jiwa atau 113 KK, yang terdapat kelompok rentan balita 45 orang, lansia (35), dan dewasa (119).
Kemudian rumah yang terdampak ada sekitar 5.206 unit, dan yang masih terendam sekitar 1.714 unit pada Minggu pagi itu.
Hingga Minggu pagi, sekitar pukul 09.50 Wita, wilayah yang masih banjir adalah Kecamatan Kertak Hanyar meliputi Desa Simpang Empat dan Kertak Hanyar II, Kecamatan Sungai Tabuk (Desa Lok Buntar, Pembantanan, Sungai Bangkal, dan Sungai Tabuk Keramat).
Kecamatan Martapura (Desa Bincau, Bincau Muara, Tunggul Irang, Tunggul Irang Ulu, Tunggul Irang Ilir, Tungkaran, Labuan Tabu, Jawa Laut, dan Sungai Sipai). Kecamatan Karang Intan (Desa Awang Bangkal Barat, Awang Bangkal Timur, Karang Intan, Mandi Angin Barat, Mandi Angin Timur, Pasar Lama, Penyambaran, Jingah Habang Ulu, Jingah Habang Ilir, Kiram, Mali-Mali, Mandi Kapau Timur, Mandi Kapau Barat, Pandak Daun, Sungai Alang, Sungai Arfat, Sungai Landas, dan Sungai Asam).
Kemudian di Kecamatan Astambul (Desa Danau Salak, Jati, Kalampaian Tengah, Kelampaian Ulu, Munggu Raya, Pingaran Ilir, dan Pingaran Ulu), Kecamatan Pengaron (Desa Pengaron, Lumpangi, Benteng, Lobang Baru, Lok Tunggul, Atiim, dan Mangkauk).
Kecamatan Sungai Pinang (Desa Rantau Nangka), Kecamatan Aranio (Desa Tambela), Kecamatan Mataraman (Desa Baru, Tanah Abang, dan Bawahan Pasar), Kecamatan Martapura Barat (Desa Antasan Sutun, Keliling Benteng Tengah,, Keliling Benteng Ulu, Penggalaman, Sungai Batang, Sungai Batang Ilir, Sungai Rangas, Sungai Rangas Hambuku, Sungai Rangas Tengah, Sungai Rangas Ulu, Tangkas, Teluk Selong, dan Teluk Selong Ulu).
Kecamatan Martapura Timur (Desa Pekauman, Pekauman Ulu, Pekauman Dalam, Mekar, Melayu, Melayu Ilir, Melayu Tengah, Akar Bagantung, Keramat, Keramat Baru, Akar Baru, Dalam Pagar Ulu, Dalam Pagar, Sungai Kitano, Pematang Baru, Antasan Senor Ilir, Antasan Senor, Tambak Anyar Ilir, Tambak Anyar, dan Tambak Anyar Ulu).
Serta Kecamatan Cintapuri Darussalam (Desa Alalak Padang, Benua Anyar, Simpang Lima, dan Makmur Karya). Sedangkan kecamatan lainnya sudah tidak ada genangan.
2.895 korban banjir di Pariangan HSS
Tim SAR gabungan mengevakuasi sekitar 2.895 warga yang terdampak banjir di Desa Pariangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel), pada Sabtu lalu.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Banjarmasin I Putu Sudayana mengatakan seluruh warga terdampak banjir berhasil dievakuasi ke lokasi yang lebih aman dalam kondisi selamat pada hari itu juga.
"Korban banjir dievakuasi menuju Posko Pengungsian di Alun-Alun Kota Kandangan, Kabupaten HSS. Berdasarkan data sementara yang dirilis oleh BPBD Kabupaten HSS, jumlah warga yang berhasil dievakuasi mencapai 2.895 jiwa, tidak ada korban jiwa," ujar dia, Sabtu, seperti dikutip dari Antara.
Setelah proses evakuasi, Putu mengatakan saat ini para pihak siaga di posko utama untuk mengantisipasi kemungkinan perkembangan kondisi di lapangan.
Dalam pelaksanaan operasi, Tim SAR menghadapi sejumlah kendala, terutama arus air yang deras, namun hal tersebut tidak menghambat upaya penyelamatan secara maksimal. Kondisi cuaca berawan hingga hujan ringan selama proses evakuasi.
Korban tewas di Tanah Laut
BPBD Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, melaporkan ada korban tewas yakni lansia bernama Sudarto (73) yang meninggal dunia saat jembatan penghubung Dusun II-III di Desa Martadah Baru, terputus akibat banjir menghantam badan jalan desa.
Kepala Pelaksana BPBD Tanah Laut Aspi Setia Rahman mengatakan curah hujan yang tinggi di desa itu menyebabkan debit air sungai naik sehingga jembatan amblas.
"Korban melintasi jalan dan jembatan itu, korban tidak tahu kalau jembatan sudah terputus, suasananya masih gelap saat subuh. Karena tidak mengetahui, korban terjatuh ke bawah jembatan yang amblas dengan kondisi air dalam," ujar dia pada Sabtu lalu, seperti dikutip dari Antara.
"Informasi terakhir, korban ditemukan dan dievakuasi oleh warga setempat untuk disemayamkan," sambung Aspi.
Sementara itu, Kepala Desa Martadah Baru Slamet Prayitno mengatakan jembatan penghubung tersebut putus karena tergerus banjir akibat curah hujan tinggi
Ia menjelaskan bahwa jalan jembatan itu merupakan akses vital bagi warga setempat, khususnya sebagai akses anak-anak untuk berangkat ke sekolah.
Dia juga mengimbau masyarakat setempat untuk sementara ini agar tidak melintasi jalan dan jembatan itu demi keselamatan.
Dua DAS berstatus bahaya di halaman selanjutnya.

2 hours ago
2















































